Sampah Masih Jadi Masalah Serius Pemkot Jakbar


JAKARTA, MP - Sampah nampaknya masih menjadi permasalahan serius bagi Pemkot Administrasi Jakarta Barat. Bayangkan, setiap hari tercatat ada 6. 490 meter kubik sampah yang dihasilkan dari rumah tangga maupun industri. Namun yang berhasil dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi, hanya 5.563 meter kubik. Sisanya, sebanyak 927 meter kubik tidak bisa diangkut dan dibiarkan menumpuk di tempat pembuangan sementara (TPS) yang ada di pemukiman warga.

Karenanya untuk mengatasi hal tersebut, Pemkot Jakarta Barat akan menggalakkan program 3R yakni Reuse (menggunakan kembali), Reduce (mengurangi), Recycle (daur ulang).

Bahkan agar program 3R ini cepat berhasil, Pemkot Jakbar mewajibkan seluruh institusi pendidikan mulai dari SD-SMA, instansi pemerintah seperti kelurahan, kecamatan dan puskesmas untuk turut serta menggalakkan. Selain itu, Operasi Yustisi Kebersihan di terminal pun akan digalakkan. Diharapkan, kesadaran warga untuk menciptakan kebersihan dapat kembali dibangun. "Sampah masih menjadi permasalahan serius bagi Jakarta Barat di penghujung 2009 ini," kata Sukarno, Wakil Walikota Jakarta Barat, Jumat (18/12).

Sukarno menyebutkan, permasalahan sampah disebabkan berbagai hal. Salah satunya masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam hal penanganannya. Contohnya, saat Sudin Kebersihan melaksanakan Operasi Yustisi Kebersihan selama dua hari di Terminal Kalideres beberapa hari lalu, puluhan orang berhasil dijaring. Hari pertama 30 orang dijaring, sedang hari kedua 18 orang berhasil dijaring. "Ini membuktikan betapa rendahnya kesadaran warga," ungkapnya.

Sukarno berjanji akan terus mengintensifkan Operasi Yustisi Kebersihan ini di masa mendatang. Tujuanya supaya memberikan efek jera dan meningkatkan kesadaran masyarakat. Selain itu, pendidikan kebersihan sejak dini juga akan ditanamkan melalui sekolah-sekolah. "Cara ini dinilai juga sangat efektif untuk menanamkan jiwa cinta lingkungan dan kebersihan," ungkapnya.

Kepala Suku Dinas kebersihan Jakarta Barat, Amir Sagala, mengungkapkan, upaya penanganan sampah yang telah dilakukan sepanjang 2009 adalah penambahan jumlah gerobak pengangkut sampah dari semula 1.500 unit menjadi 1.704 unit. Selain itu, perbaikan terhadap mobil-mobil truk pengangkut sampah yang rusak. Karena dari 170 truk sampah yang dimiliki, beberapa di antaranya mengalami kerusakan. "Tidak terangkutnya sampah secara menyeluruh, salah satunya memang disebabkan keterbatasan jumlah truk dan gerobak pengangkut sampah," jelasnya.

Pada tahun mendatang, Amir berharap ada penambahan jumlah truk pengangkut sampah. Karena idealnya, jumlah truk pengangkut sampah untuk wilayah seluas Jakarta Barat setidaknya ada 200 unit truk. "Saya berharap akan ada penambahan jumlah truk pengangkut sampah di masa mendatang," pungkasnya. (red/*bj)

0 komentar:

Posting Komentar