Ivan Lanin, Editor google Indonesia dan Penulis Wikipedia Indonesia


Informasi terbaru Ivan Lanin, Editor google Indonesia dan Penulis Wikipedia Indonesia kami sediakan khusus untuk pembaca setia punyannyuh.blogspot.com, semoga informasi Ivan Lanin, Editor google Indonesia dan Penulis Wikipedia Indonesia memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua.
Dimulai dari kegiatannya menulis di Wikipedia, Ivan Lanin jatuh cinta dengan bahasa Indonesia. Di mana dan kapan saja, dia rajin mengampanyekan bahasa asli negeri ini. Tak salah jika pria yang berprofesi sebagai editor Google Indonesia ini mendapat julukan evangelis bahasa Indonesia. Internet tak lagi hanya milik orang yang mengerti bahasa Inggris. Kini, banyak website sudah menyajikan versi berbahasa Indonesia. Google dan Wikipedia di antaranya. Namun pernahkah Anda bayangkan, siapa orang-orang yang berjasa menerjemahkan istilah-istilah asing di Internet ke dalam bahasa Indonesia? Nah, Ivan Lanin adalah salah satunya.

Bagi Ivan, bahasa adalah rasa sesuatu yang sangat penting. Selain menjadi pemerhati bahasa, dia juga gemar men­cip­takan istilah-istilah baru berbahasa Indonesia untuk menggantikan istilah-istilah asing. Ivan pun konsisten menggunakan istilah-istilah itu dalam obrolan sehari-hari. Alih-alih menyebut e-mail, contohnya, dia lebih suka menggunakan kata “surel”, singkatan dari “surat elektronik”. Contoh lain, dia menggunakan istilah “peramban” untuk menggantikan “browser”.

Dimulai dari Wikipedia

Ivan sama sekali tidak punya latar belakang pendidikan sastra. Dia baru benar-benar memperhatikan bahasa Indonesia sejak 2006, saat dia mulai menjadi penulis di Wikipedia Indonesia yang mulai dipublikasikan sejak 2004. Pada pertengahan 2007, Ivan bergabung dengan milis Bahtera yang beranggotakan para penerjemah bahasa. Dari milis itulah Ivan banyak belajar me­ngenai bahasa Indonesia. Awal bergabung di milis ini, dia hanya menjadi anggota pasif. Baru pada awal 2009, Ivan mulai aktif, hingga akhirnya diangkat menjadi moderator pada Juni 2009. Aktif sebagai wikipediawan (sebutan bagi para kontributor Wikipedia), Ivan dan beberapa rekannya mulai memikirkan cara agar konten yang ada dalam website tersebut dapat dinikmati lebih banyak orang. Pada akhir 2006, para wikipediawan memutuskan untuk kopi darat. “Kami beberapa kali bertemu. Dari pertemuan itu, diputuskan bahwa kami perlu melakukan sesuatu agar isi Wikipedia yang telah kami kumpulkan selama ini bisa dinikmati oleh semua orang,” tutur Ivan.

Selidik punya selidik, mereka menemukan bahwa Wikipedia pusat disokong oleh sebuah yayasan yang bermarkas di San Francisco, Amerika Serikat, yakni Wikimedia Foundation (WMF). “WMF ternyata juga memberikan kesempatan bagi setiap negara untuk membentuk charter atau mitra lokal,” kata Ivan. Singkat cerita, pada akhir 2008 terbentuklah Wikimedia Indonesia, yayasan yang menaungi Wikipedia Indonesia. “Pendirinya ada 19 orang,” kata Ivan yang termasuk salah satunya. Dalam Rapat Umum Anggota yang digelar pada akhir 2008, dia terpilih menjadi Direktur Eksekutif Wikimedia Indonesia. Namun, karena kesibukannya, Ivan mengundurkan diri dari posisi tersebut pada akhir 2009. “Terus terang, selama setahun saya menjadi Direktur Eksekutif, kegiatan Wikimedia tidak terlalu banyak yang direalisasikan. Penyebabnya terutama karena semua pengurus adalah sukarelawan, dan masing-masing memiliki pekerjaan utama. Saya contohnya, bekerja sebagai konsultan manajemen risiko. Saya memiliki pekerjaan. Jadi, tanggung jawab terbesar saya adalah di perusahaan saya,” ujarnya. Kebetulan pula, di saat yang sama konsentrasi Ivan tersedot untuk kuliah S2 yang diambilnya di Universitas Indonesia. “Hal ini tidak disangka-sangka. Pada pertengahan 2009, saya diterima kuliah di Magister Teknologi Informasi UI,” kata Ivan. Pada saat yang hampir bersamaan, dia pun diterima menjadi editor Google berbahasa Indonesia.

Melokalkan istilah asing

Sebagai editor bahasa untuk Google Indonesia, tugas Ivan tidak sekadar menerjemahkan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia. “Google memperlakukan penerjemah­an sebagai sesuatu yang serius?berbeda dengan Facebook atau Yahoo. Google, saya lihat, sangat ingin aplikasinya dilokalkan. Jadi, bukan sekadar diterjemahkan,” papar Ivan. Karena itu, penerjemah Google juga dituntut untuk memahami konteks bahasa lokal. Menurut Ivan, bahasa Indonesia di Google diperoleh melalui dua tahap, yaitu penerjemahan dan pengeditan. “Sama seperti di media, ada orang yang menulis artikel dan ada yang meng­edit tulisannya. Hal ini juga terjadi di Google,” kata Ivan. Jadi, jangan dikira mudah menjadi editor Google. “Editor yang dipilih setidaknya harus penerjemah profesional, atau orang-orang yang punya pengalaman bahasa,” pungkasnya. Kamus, tesaurus, dan glosarium online Banyaknya orang Indonesia kurang peduli dengan bahasa nasional mereka. Hal ini membuat Ivan merasa prihatin.

“Ketika kita membaca buku berbahasa Inggris dan menemukan kata baru yang kita belum tahu artinya, kita langsung membuka kamus. Nah, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama dengan bahasa Indonesia?” ucapnya. “Saya ingin kita sampai pada suatu saat, sewaktu orang Inggris membaca koran berbahasa Indonesia dan menemukan kata yang baru, dia lalu tertarik untuk mencari artinya,” kata Ivan. Untuk membantu menyebarluaskan pengetahuan tentang bahasa, Ivan me­ngembangkan Kateglo. Website yang ber­alamat di www.bahtera.org/kateglo ini sekaligus dibuat sebagai website referensi bahasa. Ivan mengembangkan Kateglo bersama rekannya, Romi Hardiyanto yang merupakan penerjemah Firefox bahasa Indonesia. Kateglo sendiri adalah singkatan dari kamus, tesaurus, dan glosarium. “Waktu itu?saya ingat sekali?tanggal 9 Mei 2009. Saya mendapat ide untuk membuat Kateglo,” Ivan bercerita. Dia lalu membuat struktur database Kateglo dalam waktu hanya tiga hari. Sementara Ivan bertanggung jawab membuat program, Romi kebagian jatah untuk melakukan debugging programnya.

Editor yang mau repot

Buat apa sih repot menerjemahkan istilah berbahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia? Pendapat seperti itu kerap mengganggu Ivan. Menurutnya, pan­-dang­an seperti itulah yang menjadi tantangan terbesarnya. “Kita terlalu menganggap enteng bahasa Indonesia,” kata dia. “Padahal, bahasa Indonesia tidak kalah de­ngan bahasa lain,” ucap Ivan. Penerjemahan istilah asing ke bahasa nasional, menurut Ivan, memberikan banyak keuntungan. “Tujuan menerje­mahkan bahasa itu untuk mempermudah penyampaian pengetahuan,” katanya. Dia mengatakan, sangat sedikit sekali guru di Indonesia?terutama guru sekolah dasar?yang mengerti bahasa Inggris. Hal itu menurut riset yang dilakukan oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Selain ingin membantu orang-orang yang kurang mengerti bahasa asing, Ivan juga percaya penerjemahan istilah asing dapat membantu banyak orang menjadi lebih dekat dengan teknologi.

“Ledakan jumlah pengguna Facebook di Indonesia, contohnya. Saya yakin itu terjadi karena dua hal, yakni karena kemunculan BlackBerry dan adanya Facebook berbahasa Indonesia,” katanya. Dia mencontohkan ayahnya. “Kalau tidak ada Facebook berbahasa Indonesia, mana mungkin ayah saya mau menggunakan Facebook.” Pada dasarnya, Ivan ingin masyarakat mau menghargai bahasa ibu mereka. Dia sendiri tidak keberatan untuk repot berjuang demi bahasa Indonesia. Toh bagi dia, mempelajari kata-kata baru setiap hari sangat menyenangkan batin.

Data Diri
Nama: Ivan Lanin
Lahir: Jakarta, 16 Januari 1975
Pendidikan:
â€"SMA Negeri 3, 1989
â€"Teknik Kimia, Institut Teknologi Bandung, 1992
- Magister Teknologi Informasi, ­Universitas Indonesia, 2009
Pekerjaan:
â€"Chief Technology Officer, APB Group
â€"Editor Google Indonesia
Istri: Ananda Prilianti
Anak: Arka Baskara Lanin 
[chip]
Tinggalkan komentar anda tentang Ivan Lanin, Editor google Indonesia dan Penulis Wikipedia Indonesia jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

0 komentar:

Posting Komentar