Untung-Rugi Redenominasi


Informasi terbaru Untung-Rugi Redenominasi kami sediakan khusus untuk pembaca setia punyannyuh.blogspot.com, semoga informasi Untung-Rugi Redenominasi memberikan pengetahuan lebih untuk kita semua.
Belum tuntas sebuah masalah, lagi-lagi ada wacana kebijakan yang membikinresah. Kali ini yang muncul adalah rencana Bank Indonesia (BI)menyederhanakan nilai mata uang (redenominasi) rupiah. Tidak ada awan,tidak ada hujan, entah apa yang menjadi pertimbangan utama bank sentralkok mendadak mewacanakan kebijakan pemotongan nilai mata uang. Wacanaitu kali pertama dilontarkan oleh Darmin Nasution, gubernur terpilihBI. Menurut dia, nilai rupiah sudah tak efisien lagi karena digitnyasudah terlalu banyak. Saat ini, nilai pecahan rupiah termasuk salahsatu yang terbesar di dunia, selain Vietnam dan Zimbabwe yang memanginflasinya sangat tinggi. Secara terminologi, redenominasiadalah pemotongan nilai mata uang sehingga menjadi lebih kecil tanpamengubah nilai tukar. Misalnya, Rp 1.000.000 dijadikan Rp 1.000 tanpamengurangi nilainya. Kebijakan itu sama dengan pemecahan nilai saham (stock split) di pasar modal, yang juga tak mengubah nilainya.

Praktik seperti itu berbeda dengan sanering yang pernah dilakukan pada zaman Orde Lama. Saat rezim Orde Lama berkuasa, beberapa kali kebijakan saneringditerapkan. Bahkan, kebijakan itu kerap diumumkan secara diam-diam.Kabarnya, banyak orang yang menjadi gila kala mengetahui nilai uangmereka tinggal separo. Karena itu, tak perlu heran bilamasyarakat langsung resah begitu kebijakan redenominasi dilontarkan.Memang kebijakan tersebut berbeda 180 derajat dengan sanering. Namun, kata-kata pemotongan nilai uang itulah yang membuat masyarakat trauma. Menurutkacamata akuntansi dan bisnis, redenominasi rupiah memang lebihmenguntungkan. Pencatatan akan lebih efisien dan sederhana lantarantidak menggunakan banyak pecahan. Selain itu, digit yang sedikit sudahmenjadi best practice di dunia internasional yang berekonomi kuat. Misalnya, Eropa dan Amerika. Semua pecahan mata uang mereka kecil.

Namun,tampaknya, kebijakan itu tidak tepat dilakukan saat ini. Sebab, masihbanyak pekerjaan rumah yang jauh lebih penting dan mesti dilaksanakanoleh bank sentral. Misalnya, menekan inflasi yang berpotensi terusmeninggi kala memasuki Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Menurut BPS,laju inflasi Januari-Juli sudah mencapai 4,02 persen atau mendekatitarget tahun ini di kisaran 6 persen. Mengendalikan inflasi jauhlebih penting lantaran terkait dengan nilai riil rupiah dan suku bunga.Apabila inflasi terus meninggi, nilai riil rupiah terus melemah.Kondisi itu akan lebih membahayakan daripada redenominasi. Inflasitinggi juga bisa memicu suku bunga tinggi, yang dampak selanjutnyamemperlambat laju pertumbuhan ekonomi.

Persoalan besar lainberkaitan dengan pendanaan infrastruktur. Sampai sekarang, pembangunaninfrastruktur masih menghadapi berbagai kendala, termasukpembiayaannya. Begitu pula kredit yang telah disetujui, tapi belumdicairkan oleh perbankan (undisbursed loan). Dari waktu ke waktu, jumlahnya terus membesar. Itu semua mesti segera dicarikan solusi. Sinergilintas sektoral pun, sepertinya, belum dilakukan. Itu terlihat daripernyataan Menko Perekonomian dan menteri keuangan, yang mengaku taktahu-menahu soal rencana redenominasi itu. Memang redenominasi tersebutmasih menjadi wacana dan mungkin baru diimplementasikan beberapa tahunkemudian. Andai redenominasi jadi diterapkan, yang terpenting adalahsosialisasi kepada masyarakat. Jika berhasil, setidaknya kebijakan itumembuktikan bahwa fundamental ekonomi Indonesia benar-benar kuat. [jp]
Tinggalkan komentar anda tentang Untung-Rugi Redenominasi jika anda suka dengan artikel yang kami suguhkan.

0 komentar:

Posting Komentar